Larut Malam Menjelang Pagi
Malam di bulan Oktober dimana aku
terbangun dalam tidur sore ku, beranjak aku mengambil minum untuk menenangkan
diri. Malam yang sangat sunyi, hanya terdengar suara rintik hujan dan suara teriakan
adikku yang meminta susu kesukaannya. Aku mengecek handphone pukul 22.30 aku
terbangun dari tidur, entahlah aku bingung harus berbuat apa pada malam ini. Setelah data
hanpdhone di aktifkan aku iseng membuka chatting online di google, yaitu chat
id atau sejenis dengan omegle. Buat kalian yang sudah tahu sejenis apa chatting
online itu, eits jangan berfikir buruk kepadaku. Beberapa tahun lalu aku pernah
memainkan chatting online itu, tapi sangat buruk bagiku. Kalian tahu isi dari
semua itu pasti negative, padahal niat ku membuka chatting online itu hanya
untuk mencari teman saja. Karena aku mulai bosan dengan keadaanku. Harus berbicara
kepada siapa malam ini, pada tembok? Atau rumput yang bergoyang? Oh iya di
dalam kamarku tidak ada rumput.
Niatku membuka chatting online itu hanya ingin mencari teman
ngobrol di dalam text. Keisenganku memang tak lazim, tapi beginilah aku. Untuk kalian
yang belum mengetahui apa itu chatting online di omgle aku jelaskan secara
singkat, chattingan tersebut merupakan pertemuan antara diri pribadi dengan orang
lain yang jauh di luar sana. Awalnya aku takut, karena aku tahu di dalam itu
semua selalu negative apalagi sudah larut malam begini. Aku tahu aku takut,
tapi aku bawa santai saja, karena niatku baik. Untuk mencari teman di dalam
kebosanan malam.
Setelah lama-lama mendapatkan orang yang benar-benar serius
dalam hal positif akhirnya aku mendapatkannya. Chattingan itu sangat santai
tapi formal, karena dia menggunakan bahasa yang baku menurutku. Malam ini kita
bertukar sosial media lewat LINE. Beralih ke LINE kita berbincang banyak di
dalam situ. Sejenak ku lihat jam yaitu pukul 01.10 aku masih di bawa santai dalam text tersebut. Aku
baru ingat, ternyata malam sudah berganti pagi. Sampai aku merasa pagi ini
terus berkepanjangan. Pagi itu yang kurasa di bumi ini hanya ada aku dan kamu. Dan
pagi itu kita sama – sama tertawa di dalam text, sama-sama bertukar stiker LINE
di dalam text.
Detik
demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu,
dan bulan demi bulan. Kita sudah lama menjalin pertemanan yang semakin lama semakin
serius. Tapi bagaimana? Ini urusan hati mulutku seakan akan bisu kalau sudah berbicara
tentang cinta. Jadi, biarkan hati saja yang berbicara. Malam itu kamu mengutarakan
perasaanmu kepadaku. Malam ini penuh dengan kebimbangan, malam ini bertele-tele
aku tidak suka tapi aku nikmati. Seharusnya tidak timbul pertanyaan itu. Malam ini
menurutku tergesa gesa tapi pasti. Aku hanya bisa membca text itu sambil
tersenyum. Entahlah, seperti ada yang berbeda. Aku kaku dalam urusan cinta. Obrolan
itu sederhana tapi aku memahaminya.
Kita
itu seperti LDR tapi aku tak mau menyebutnya LDR karena apa ya, aku juga
bingung sebenarnya. Aku dan kamu tanpa status, kita berdua kan berteman? Ya gitu
hmm. Tuhan itu adil Maha Baik, Allah menciptakan jarak untuk aku dan kamu. Walau
pada dasarnya kunci jarak jauh itu harus saling berkomunikasi dan kepercayaan. Kamu
mengajarkanku bahwa kunci jarak jauh tidak selalu dengan telfon ataupun chattingan,
tapi doa. Ya, hanya doa yang memperkuat kita untuk tetap saling percaya satu
sama lain. Kalau kamu tahu risiko jatuh cinta itu seperti apa seharusnya kamu
juga harus siap menerimanya apapun itu keadaannya.
Sebelumnya aku minta maaf kepada
teman-teman pembaca, aku mengalami hal ini beberapa bulan yang lalu, aku baru
sempat menulis untuk mendapatkan referensi yang bagus di malam bulan Desember
ini.
Sampai
sini dulu ya, akan ku lanjut esok. Aku mau istirahat menyiapkan energy untuk
besok pergi ke Jakarta bersama sahabatku. Ku doakan malam ini kita semua di lindungi
oleh Allah. Untuk kamu pembaca blog aku selamat malam, mimpi indah. Dan jangan
lupa kalau besok kamu terbangun, katakan Alhamdulillah.
Silahkan mampir di
TWITTER https://twitter.com/arvyhr
INSTAGRAM https://instagram.com/arvyhr_
Komentar
Posting Komentar