Menjadi Pejalan





“Kita ngga pernah tau apa yang terjadi di depan mata.
Ya walaupun kita tetap membuka mata kita.”

 - Arvy Herlenda -

Awal tahun ini banyak sekali resolusi hidup agar menjadi lebih baik. Resolusiku sederhana, tidak meminta apa-apa selain kata “harus rajin dan sering” untuk mengerjakan sesuatu.

Memasuki kuliah di awal semester empat ini rasanya aku semakin dewasa untuk menginjak langkah kaki yang semakin lama harus lebih besar rasa bertanggung jawab kepada diriku dan kedua orang tua bahwa aku sedang menuntut ilmu. Tapi apa aku pernah bosan dengan semua ini? Tentu saja pernah. Tugas yang menumpuk, dosen yang berbeda sifat, teman-teman yang semakin banyak aku kenal harus diterima bagaimana sikap mereka yang terkadang acuh tak acuh, peduli maupun tidak peduli sama sekali, dan bagaimanapun itu dunia perkuliahan harus dinikmati. Senang dan sedih pasti selalu membekas dalam hidup ini.

Terkadang aku berpikir mau menyerah saja. Tapi, tidak mungkin. Walaupun banyak faktor dari latar belakang kehidupan, mulai dari percintaan, persahabatan, perkuliahan, masa-masa ketika sekolah, dan masih banyak lagi. Waktu ngga akan pernah berhenti. Terus berlari walaupun kaki sudah banyak menginjakkan tempat, terus berjalan walaupun langkah terkadang tidak tepat. Tidak apa, semua pun sedang berjalan. Selalu berusaha dan tetap berdoa itu senjata tajam untuk menikmati hidup.

Kalau disuruh balik ke masa lalu, akupun mau. Apakah masa lalumu lebih bahagia dibandingkan masa sekarang ini? Jangan khawatir, waktu ngga kemana-mana, kamu sedang menikmati proses hidup. Dimana semakin kamu bertumbuh semakin sulit rintangan itu. Ya.. Walaupun tujuan kamu belum tiba, entah kapan itu akan terjawab, perlahan akan terbuka satu persatu apa yang kamu inginkan.

Kalau memang masa lalumu lebih bahagia dibandingkan sekarang. Itu adalah masa lalu, tidak bisa diulangi, tidak bisa lagi dinikmati. Jadi sekarang, mulailah berbenah untuk menjadi apa yang kamu inginkan. Toh, masa sekarang yang kamu jalani akan menjadi masa lalu pula. Lagipula orang-orang itu taunya kita yang sekarang dan masa depan itu lebih penting untuk diperjuangkan. Tapi jangan pernah lupa sama masa lalu, segala cara yang kamu coba itu adalah tentang masa lalu. Berterima kasihlah dan syukuri itu.

Gapapa kamu belum merasakan kesenangan yang kamu inginkan. Porsi bahagia seseorangkan berbeda-beda. Jadi nikmati apa yang sudah ada ditanganmu. Tapi dipikir-pikir percaya diri itu tidak semudah mengasih kepercayaan kepada orang lain. Belajar percaya diri harus punya tekad kuat untuk mengakui dirinya hebat luar dalam. Tapi semakin kesini, ada saja godaannya.  Akhirnya rasa tidak percaya diri itu muncul lagi dan lagi, buat hati tidak tenang, wajar ngga semua yang kau pandang hebat itu luar biasa. Kalian pasti pernah ingin merasa sendiri agar rasa percaya diri itu tumbuh kembali. Dan menjadi asing itu menenangkan.

Rasa ragu dan tidak mampu kadang datang begitu saja, selalu mencoba namun gagal, selalu berusaha namun menyerah begitu saja. Kita sedang diseret-seret waktu untuk menjadi apa diri kita ini? Untuk menjadi manusia berguna? manusia hebat? manusia banyak harta? atau manusia yang terkadang lupa siapa dirinya. Kita ini manusia dalam bahagia, ringkih, rumit, sempit. Selalu berjalan dan akan terus berjalan  walaupun ngga pernah tau sejauh apa perjalanan ini, dan ngga pernah tau ujung jalan ini.

Untuk kalian yang lagi dan terus berusaha, jangan menyerah sama keadaan. Seburuk apapun kamu, kelebihan selalu menanti di depan mata, kelebihanmu juga selalu membuka pintu yang lebar, bahkan selalu tersenyum di depan kamu.
Bukan sekarang. Tapi nanti. Sabar ya.

Silahkan mampir di

Komentar

Postingan Populer