Menjadi Pejalan
“Kita ngga pernah tau apa yang terjadi di
depan mata.
Ya walaupun kita tetap membuka mata kita.”
Awal tahun ini
banyak sekali resolusi hidup agar menjadi lebih baik. Resolusiku sederhana,
tidak meminta apa-apa selain kata “harus rajin dan sering” untuk mengerjakan
sesuatu.
Memasuki kuliah
di awal semester empat ini rasanya aku semakin dewasa untuk menginjak langkah
kaki yang semakin lama harus lebih besar rasa bertanggung jawab kepada diriku
dan kedua orang tua bahwa aku sedang menuntut ilmu. Tapi apa aku pernah bosan
dengan semua ini? Tentu saja pernah. Tugas yang menumpuk, dosen yang berbeda
sifat, teman-teman yang semakin banyak aku kenal harus diterima bagaimana sikap
mereka yang terkadang acuh tak acuh, peduli maupun tidak peduli sama sekali,
dan bagaimanapun itu dunia perkuliahan harus dinikmati. Senang dan sedih pasti
selalu membekas dalam hidup ini.
Terkadang aku
berpikir mau menyerah saja. Tapi, tidak mungkin. Walaupun banyak faktor dari
latar belakang kehidupan, mulai dari percintaan, persahabatan, perkuliahan,
masa-masa ketika sekolah, dan masih banyak lagi. Waktu ngga akan pernah
berhenti. Terus berlari walaupun kaki sudah banyak menginjakkan tempat, terus
berjalan walaupun langkah terkadang tidak tepat. Tidak apa, semua pun sedang
berjalan. Selalu berusaha dan tetap berdoa itu senjata tajam untuk menikmati
hidup.
Kalau disuruh balik
ke masa lalu, akupun mau. Apakah masa lalumu lebih bahagia dibandingkan masa
sekarang ini? Jangan khawatir, waktu ngga kemana-mana, kamu sedang menikmati
proses hidup. Dimana semakin kamu bertumbuh semakin sulit rintangan itu. Ya..
Walaupun tujuan kamu belum tiba, entah kapan itu akan terjawab, perlahan akan
terbuka satu persatu apa yang kamu inginkan.
Kalau memang
masa lalumu lebih bahagia dibandingkan sekarang. Itu adalah masa lalu, tidak
bisa diulangi, tidak bisa lagi dinikmati. Jadi sekarang, mulailah berbenah
untuk menjadi apa yang kamu inginkan. Toh, masa sekarang yang kamu jalani akan
menjadi masa lalu pula. Lagipula orang-orang itu taunya kita yang sekarang dan
masa depan itu lebih penting untuk diperjuangkan. Tapi jangan pernah lupa sama
masa lalu, segala cara yang kamu coba itu adalah tentang masa lalu. Berterima
kasihlah dan syukuri itu.
Gapapa kamu
belum merasakan kesenangan yang kamu inginkan. Porsi bahagia seseorangkan
berbeda-beda. Jadi nikmati apa yang sudah ada ditanganmu. Tapi dipikir-pikir
percaya diri itu tidak semudah mengasih kepercayaan kepada orang lain. Belajar
percaya diri harus punya tekad kuat untuk mengakui dirinya hebat luar dalam.
Tapi semakin kesini, ada saja godaannya. Akhirnya rasa tidak percaya
diri itu muncul lagi dan lagi, buat hati tidak tenang, wajar ngga semua yang
kau pandang hebat itu luar biasa. Kalian pasti pernah ingin merasa sendiri agar
rasa percaya diri itu tumbuh kembali. Dan menjadi asing itu menenangkan.
Rasa ragu dan
tidak mampu kadang datang begitu saja, selalu mencoba namun gagal, selalu
berusaha namun menyerah begitu saja. Kita sedang diseret-seret waktu untuk
menjadi apa diri kita ini? Untuk menjadi manusia berguna? manusia hebat?
manusia banyak harta? atau manusia yang terkadang lupa siapa dirinya. Kita ini
manusia dalam bahagia, ringkih, rumit, sempit. Selalu berjalan dan akan terus
berjalan walaupun ngga pernah tau sejauh apa perjalanan ini, dan
ngga pernah tau ujung jalan ini.
Untuk kalian
yang lagi dan terus berusaha, jangan menyerah sama keadaan. Seburuk apapun
kamu, kelebihan selalu menanti di depan mata, kelebihanmu juga selalu membuka
pintu yang lebar, bahkan selalu tersenyum di depan kamu.
Bukan sekarang. Tapi nanti. Sabar ya.
Silahkan mampir di
TWITTER https://twitter.com/arvyhr
INSTAGRAM https://instagram.com/arvyhr_

Komentar
Posting Komentar